Pada tahun 2008, sebuah penelitian yang didanai oleh World Health Organisation, UNICEF, dan Gates Foundation memperkirakan bahwa Indonesia berada di antara enam negara teratas di dunia untuk jumlah kasus baru pneumonia (radang paru-paru) pada balita, kata mahasiswa PhD di University of Melbourne yang juga seorang dokter, Vicka Oktaria dari Universitas Gadjah Mada.
Vicka tengah mengoordinasi penelitian gabungan antara para ilmuwan dari Australia dan Indonesia, untuk mengetahui apakah kekurangan vitamin D terkait dengan pneumonia pada anak-anak di Indonesia.
“Tetapi, perkiraan tersebut didasarkan pada model epidemiologi dan hampir seluruh data sudah berusia 10 tahun.”
Menurutnya, riset di negara lain telah mengaitkan kasus penyakit pernapasan akut dengan kekurangan vitamin D. Studi terbaru di Indonesia memperkirakan bahwa 35-47% dari anak-anak yang berusia dua tahun atau lebih kekurangan vitamin D. Namun, keterkaitan antara penyakit pernapasan dan kekurangan vitamin D belum pernah diteliti secara langsung di Indonesia.
Aturan perekrutan dan pengelolaan penelitian yang sedang dijalankan mengacu pada riset kolaboratif yang sudah berlangsung selama 40 tahun antara Murdoch Childrens Research Institute dan Universitas Gadjah Mada terhadap Rotavirus, organisme yang ditemukan oleh Prof. Ruth Bishop dari Murdoch sebagai penyebab utama diare, yang merupakan penyebab utama kedua dari kematian bayi di dunia.
Saat ini, kedua lembaga sedang bekerja sama menguji coba vaksin Rotavirus yang dikembangkan di Murdoch. Pengalaman dan hubungan yang terbentuk dalam uji coba tersebut akan menjadi bagian dari penelitian saat ini.
“Kami saling percaya,” kata Dr. Margie Danchin, dari Murdoch.
“Penelitian ini tidak akan terjadi tanpa kepercayaan tersebut.”
Kerja sama ini bermula dengan Prof. Bishop dan Prof. Yati Soenarto dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak di Universitas Gadjah Mada. Margie dan Vicka bertemu saat keduanya terlibat dalam uji coba vaksin Rotavirus.
Prof. Yati turut mengetuai penelitian bersama Margie dan Prof. Stephen Graham dari University of Melbourne, spesialis kesehatan anak yang merupakan pembimbing utama studi PhD dr. Vicka.
Dokter Rina Triasih dari Departemen Respirologi Anak Universitas Gadjah Mada beserta Prof. Julie Bines dari Murdoch Institute juga terlibat dalam penelitian dan ikut membimbing studi PhD dari dr. Vicka.
Kedua penelitian ini akan menyumbang tidak hanya data,, tetapi juga pengalaman dan pelatihan yang bermanfaat bagi para staf rumah sakit dan klinik kesehatan di Yogyakarta, terutama dalam diagnosis dan penanganan penyakit pernapasan akut, seperti radang paru-paru.
“Mendiagnosis kondisi tersebut memang tidak mudah dan cukup menantang,” kata Vicka.
Jika bukti kuat kaitan kerentanan terhadap penyakit pernapasan akut dengan kekurangan vitamin D ditemukan dalam penelitian ini, peneliti dapat menggunakan temuan tersebut sebagai dasar untuk mengajukan percobaan pemberian suplemen vitamin D pada bayi sejak lahir, dan berpotensi menyelamatkan hidup banyak anak.
Lebih lanjut mengenai Australia Indonesia Centre
Australia-Indonesia Centre didirikan oleh Pemerintah Australia di akhir 2013 untuk memfasilitasi inovasi berbasis penelitian dan mempererat hubungan antara Australia dan Indonesia.
AIC yang berbasis di Monash University merupakan kolaborasi antara Monash University, Australian National University, CSIRO, University of Melbourne dan University of Sydney, bermitra dengan tujuh universitas terkemuka di Indonesia.